Selama akhir pekan, beberapa laporan muncul yang menunjukkan ada kemungkinan Lotus akan menutup pabrik Norfolk dan menghentikan produksi mobil di Inggris. Rumor ini akhirnya dibantah oleh pernyataan resmi Lotus Cars, yang menyatakan bahwa pabrik akan tetap beroperasi seperti biasa tanpa rencana penutupan. Meski begitu, Lotus mengakui sedang menjajaki opsi strategis untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing global di pasar otomotif yang terus berkembang.
CEO Lotus, Feng Qingfeng, mengungkapkan rencana perusahaan untuk membangun mobil di Amerika Serikat guna menghindari tarif dan kerugian yang mungkin timbul. Dalam hal ini, Lotus sedang mempertimbangkan Ridgeville, pabrik Volvo di South Carolina sebagai lokasi yang potensial untuk merakit model-model terbaru seperti Emira dan mobil listrik. Meskipun belum ada keputusan final terkait produksi di lokasi ini, Lotus sedang dalam tekanan untuk bertindak cepat mengingat Amerika Serikat adalah pasar terbesar kelima bagi mereka.
Ditengah isu tarif yang mempengaruhi penjualan di AS, Lotus menegaskan bahwa operasional mereka di Inggris tidak akan ditutup. Perusahaan berkomitmen untuk mempertahankan investasi dan operasi di Inggris sebagai pusat produksi mobil sport, pusat desain global, serta operasi motorsport. Lotus juga menyatakan bahwa Inggris tetap menjadi pasar komersial terbesar mereka di Eropa. Meskipun industri otomotif di Inggris tengah menghadapi tantangan yang signifikan, Lotus bersama dengan produsen mobil lainnya seperti Jaguar Land Rover dan Aston Martin terus berupaya untuk menavigasi hambatan perdagangan dan meningkatkan daya saing global.