Pandangan yang disampaikan dalam seminar berjudul China dan Keamanan Maritim Regional: Pandangan dari Asia Tenggara yang diselenggarakan di Jakarta pada 19 Mei 2025 menunjukkan bahwa kawasan Asia Tenggara, terutama Laut China Selatan, berada dalam situasi yang genting. Akademisi dan pengamat menilai bahwa adanya kekuatan besar dunia yang saling berhadapan di kawasan tersebut telah meningkatkan ketegangan. Ketua Forum Sinologi Indonesia (FSI) Johanes Herlijanto mengatakan bahwa agresivitas China dalam beberapa dekade terakhir telah menjadi faktor utama yang menyebabkan ketegangan di kawasan tersebut. Berbeda dengan masa lalu di mana China menjaga profil rendah, belakangan ini China semakin menunjukkan kekuatannya terutama dalam aktivitas zona abu-abu di Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) negara-negara Asia Tenggara. Menyikapi hal ini, ada panggilan bagi negara-negara ASEAN untuk meningkatkan persatuan guna menghadapi tantangan ini.
ASEAN Didorong untuk Meningkatkan Persatuan Selaras dengan Ancaman Agresivitas China

Read Also
Recommendation for You

Raja Ampat, destinasi pariwisata yang terkenal dengan keindahan bawah lautnya, kini menghadapi ancaman serius akibat…

Sidang kasus dugaan suap pergantian antarwaktu (PAW) anggota DPR RI yang melibatkan Sekretaris Jenderal PDIP,…

Nasib usulan pemakzulan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka akan bergantung pada keputusan Parlemen Senayan. Dorongan…

Presiden Prabowo Subianto menghadiri peresmian Kampus Bhinneka Tunggal Ika Universitas Pertahanan (Unhan) di Sentul, Bogor,…

KPK telah memeriksa dua Stafsus Menaker terkait kasus pemerasan TKA. Mereka yang diperiksa adalah Caswiyono…