Program deradikalisasi telah terbukti berhasil mentransformasikan eks napiter yang dulunya anti-NKRI menjadi agen demokrasi pengusung keberagaman Indonesia. Kini, ratusan eks napiter telah menjadi agen demokrasi yang membantu pemerintah memerangi pemahaman salah dan radikal terorisme. Mereka juga aktif mengajak masyarakat untuk sukses dalam Pemilihan Umum agar berlangsung aman, damai, dan lancar.
Salah satu contohnya adalah Munir Kartono, eks napiter kasus pemboman Mapolresta Solo. Munir Kartono telah berhasil mengikuti program deradikalisasi yang diberikan secara berkesinambungan oleh pihak terkait, seperti BNPT, Densus 88, akademisi, dan tokoh agama. Proses deradikalisasi tersebut meliputi aspek keagamaan, wawasan kebangsaan, dan psikologi, serta melibatkan banyak pihak dari akademisi berpengalaman hingga tokoh masyarakat.
Dalam proses ini, pentingnya pembinaan keagamaan dan wawasan kebangsaan menjadi titik balik baginya. Munir akhirnya mengubah pandangan radikalnya menjadi pemahaman yang lebih luas dan sesuai dengan semangat Pancasila dan NKRI setelah banyak dialog dan berbagai interaksi dengan para ahli agama dan tokoh masyarakat.
