Harga sejumlah komoditas pangan di berbagai daerah terus berfluktuasi dan cenderung mengalami kenaikan dalam enam bulan terakhir. Kenaikan harga yang tak terkendali ini bukan hanya menyulitkan rakyat, tapi juga berdampak pada para pedagang yang kesulitan menjual dagangannya.
Menanggapi hal ini, Juru Bicara Nasional Partai Perindo Yerry Tawalujan turun langsung ke Pasar Tradisional Hibrida Kelapa Gading, Jakarta Utara untuk mengecek fluktuasi harga bahan pangan. Hasilnya, hampir semua komoditas bahan pangan naik lebih dari 50 persen dibandingkan harga enam bulan lalu, terutama untuk sayur-sayuran.
“Harga cabe rawit merah malah mengalami kenaikan seratus persen lebih. Padahal, 6 bulan lalu hanya sekitar Rp35.000 per kilogram, sekarang menjadi Rp80.000 per kilogram,” ujar Yerry dalam keterangannya, Sabtu (28/10/2023).
Kenaikan harga bahan pangan ini dikarenakan fenomena El Nino yang menyebabkan kemarau panjang dan kekeringan. Sehingga, harga bahan pangan hasil pertanian otomatis naik karena hasil panen berkurang.
Oleh karena itu, Partai Perindo mengimbau pemerintah untuk tetap memprioritaskan upaya penanggulangan kenaikan harga dan penyediaan bahan pangan. “Jangan sampai euforia politik yang semakin meningkat menjelang kontestasi pilpres dan pileg membuat konsentrasi pemerintah untuk menangani harga pangan tidak maksimal. Kasihan rakyat yang menderita,” kata Yerry.
Yerry yang akan maju sebagai Calon Legislatif DPR RI dari Daerah Pemilihan Sulawesi Utara ini mengatakan tugas utama pemerintah dalam masalah pangan adalah menjamin ketersediaan bahan pangan dengan harga yang wajar dan terjangkau. Jika harga pangan terus naik tanpa kendali, akan terjadi kerawanan di masyarakat.
Dari kerawanan pangan, hal ini bisa berujung pada kerawanan sosial. Dia mengimbau pemerintah melalui Badan Pangan Nasional, Perum Bulog, Kementerian Pertanian, Kementerian Sosial, dan lembaga pemerintah terkait lainnya untuk melakukan intervensi pasar.
“Berikan bantuan sosial (bansos) dalam bentuk pangan dan subsidi untuk masyarakat kurang mampu agar warga dapat merasakan bantuan ekonominya akibat kenaikan harga pangan ini,” pungkas Yerry. (rca)