Porsche akan segera merilis Cayenne listrik pertamanya, yang akan memperluas line-up model mereka bersama model berbahan bakar konvensional. Cayenne EV ini akan dibangun di atas Scalable Systems Platform (SSP) 800 volt yang sama dengan Macan listrik. Proses pengembangan dan pengujian Cayenne EV memanfaatkan simulasi komputer dan kecerdasan buatan, yang memungkinkan penghematan waktu dan sumber daya. Menurut Wakil Ketua Porsche Michael Steiner, proyek ini merupakan yang pertama di mana perusahaan langsung beralih dari pengujian kendaraan lengkap secara digital ke produksi pra-seri.
Penggunaan simulasi komputer dalam pengembangan Cayenne EV memungkinkan Porsche untuk menghilangkan fase konstruksi prototipe awal, yang berarti tidak perlu membangun dan menghancurkan sekitar 120 kendaraan prototipe. Perancang dan insinyur Porsche juga menggunakan realitas virtual untuk mendapatkan gambaran yang baik tentang bagaimana berbagai komponen bekerja sebelum dibuat fisik. Selain itu, Porsche melakukan pengujian kendaraan secara virtual pada lintasan digital yang sangat akurat, seperti Nurburgring Nordschleife.
Meskipun teknologi terus berkembang, proses pengembangan Cayenne EV masih membutuhkan uji coba fisik dalam kondisi ekstrem, seperti suhu ekstrem, yang sulit untuk disimulasikan. Namun, Porsche memastikan bahwa mobil ini dapat mengisi daya dengan cepat dalam berbagai kondisi. Diharapkan Cayenne EV akan memiliki daya pengisian puncak sebesar 400 kW dan dapat mengisi daya dari 10% hingga 80% dalam waktu 16 menit.
Porsche juga mencatat bahwa Cayenne EV akan menjadi mobil listrik pertama dari produsen tersebut yang memiliki mesin simulasi dengan perpindahan gigi palsu, memungkinkan para pengemudi merasakan sensasi yang mirip dengan mobil bertenaga pembakaran. Meskipun Cayenne EV akan diluncurkan, Porsche berencana untuk tetap menjual Cayenne berbahan bakar konvensional hingga tahun 2030-an. Ini menunjukkan komitmen Porsche terhadap berbagai macam powertrain untuk memenuhi kebutuhan pelanggannya.