Kemungkinan Hyundai dan Kia Gagal di Bawah Presiden Trump

Ketika saya melakukan perjalanan kerja ke Korea Selatan dan menghabiskan waktu di Seoul, saya terkesan dengan pandangan positif orang-orang terhadap Amerika Serikat. Meskipun bukan opini universal, beberapa orang di sana menganggap AS sebagai teman yang telah membantu mereka selama perang saudara, mitra dagang penting, dan sekutu yang memberikan dukungan kolektif dengan Cina. Namun, pandangan terhadap AS saat ini mungkin menjadi hal yang membingungkan.

Hyundai Motor Group saat ini menghadapi tantangan serius terutama terkait dengan pergeseran kebijakan dan permasalahan imigrasi yang mempengaruhi investasinya di Amerika Serikat. Pabrik Metaplant baru di Georgia yang dibangun untuk memproduksi kendaraan listrik, hibrida, dan baterai di AS dipengaruhi oleh penggerebekan imigrasi yang baru-baru ini terjadi, menyebabkan penundaan produksi.

Selain itu, tarif sebesar 25% yang dikenakan oleh AS terhadap kendaraan Korea juga menjadi tantangan bagi Hyundai dan Kia. Meskipun keduanya telah meningkatkan produksi mereka di AS, mereka terpapar pada biaya tinggi dan risiko kehilangan daya saing harga terhadap produsen mobil Jepang. Masalah ini semakin rumit dengan adanya negosiasi perdagangan antara Korea dan AS yang belum terselesaikan.

Sementara itu, CEO Tesla, Elon Musk, menunjukkan kepercayaannya pada perusahaan dengan membeli saham senilai $1 miliar. Hal ini menjadi bentuk apresiasi dan komitmen lebih lanjut terhadap Tesla di tengah tantangan penjualan kendaraan yang mengalami penurunan di paruh pertama tahun ini.

Volkswagen juga menghadapi kendala produksi yang mempengaruhi peluncuran Golf listrik hingga akhir dekade ini. Meskipun banyak rencana unggulan untuk kendaraan listrik dilakukan di IAA Munich, termasuk crossover kecil dan ID. Polo listrik, produksi Golf terhambat oleh keterbatasan anggaran.

Terlepas dari tantangan yang dihadapi, Hyundai Motor Group tetap berkomitmen pada mobil listriknya yang ambisius. Namun, dampak tarif dan permasalahan perdagangan dapat mempengaruhi rencana mereka di masa depan. Hal ini memicu pertanyaan apakah Hyundai akan terus maju dengan mobil listriknya atau kembali ke fokus hibrida.

Source link