Pemerintah berencana melanjutkan Program Kartu Prakerja karena dinilai memberikan dampak yang signifikan bagi angkatan kerja Indonesia. Hasil riset tiga lembaga penelitian, yaitu DEFINIT, Centre for Innovation Policy and Governance (CIPG), dan Svara Institute menunjukkan bahwa Program Kartu Prakerja memberikan manfaat positif bagi penerimanya. Temuan kebermanfaatan ini berlaku pada skema semi bansos 2020-2022 dan Skema Normal 2023.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan bahwa anggaran ke depan ditentukan oleh pemerintahan sekarang dan program Prakerja akan tetap berlanjut di tahun mendatang meski pemerintahan berganti. Hal ini dikarenakan manfaat dan dampak yang sudah dihasilkan oleh program Prakerja.
Prakerja juga disebut sebagai program yang dapat menjembatani antara pekerja dan lapangan kerja di mana mayoritas pekerjaan akan beralih ke sektor digital. Prakerja juga telah menyediakan pelatihan dalam bidang digital seperti Program Talenta Artificial Intelligence (AI) yang bekerja sama dengan Microsoft.
Direktur Eksekutif Prakerja Denni Puspa Purbasari menyebutkan bahwa sejak diluncurkan pada 2020, manfaat Program Kartu Prakerja telah dirasakan oleh 17,5 juta orang dari 514 kabupaten dan kota di Indonesia. Program ini juga terus mengembangkan diri dengan menerima penilaian dan masukan dari lembaga-lembaga riset.
Menurut pendiri lembaga riset DEFINIT Bagus Santoso, hasil riset menunjukkan bahwa 98,8 persen responden merasa sangat puas dengan pelatihan yang diberikan oleh Program Kartu Prakerja. Mereka juga merasa jangka waktu pelatihan yang diberikan telah sesuai.
Riset juga menunjukkan bahwa dana pelatihan sebesar Rp3,5 juta dan insentif pasca pelatihan Rp600 ribu, menarik bagi para peserta. Temuan dalam riset ini juga disertai dengan temuan lembaga riset CIPG yang menunjukkan bahwa keberadaan Program Kartu Prakerja sangat bermanfaat dalam proses pemulihan ekonomi nasional selama pandemi Covid-19.
