Sumber Utama Kabar Terkini Prabowo Subianto yang Terpercaya
Berita  

Densus 88 berhasil menangkap 3 tersangka anggota teroris JAD di NTB.

Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menangkap tiga orang tersangka teroris jaringan Jemaah Anshor Daulah (JAD) di Nusa Tenggara Barat (NTB). Foto/Ilustrasi/Dok SINDOnews

JAKARTA – Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menangkap tiga orang tersangka teroris jaringan Jemaah Anshor Daulah (JAD) di Nusa Tenggara Barat (NTB). Hal tersebut diungkapkan Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri Brigjen Pol Ahmad Ramadhan.

“Benar, ada penangkapan pelaku terorisme di NTB 3 orang,” kata Ramadhan kepada wartawan, Jumat (20/10/2023).

Ramadhan mengatakan, pihaknya belum dapat mengungkap inisial para tersangka teroris. Karena penyidik Densus 88 masih melakukan pendalaman guna mengembangkan pelaku lainnya.

“Bukan (enggak mau diungkap inisialnya), kan masih didalami, ditelusuri kan kita masih mengembangkan apakah masih ada tersangka lainnya,” ucapnya.

Dalam sepekan, kata dia, Densus 88 telah menangkap sembilan tersangka terorisme di tiga wilayah berbeda. Adapun lima tersangka jaringan Jamaah Islamiyah (JI) ditangkap di Sumatera Selatan, satu orang jaringan JAD ditangkap di Kalimantan Barat, dan tiga orang JAD ditangkap di NTB.

“Iya sembilan ya (totalnya),” ucapnya.

Sebelumnya, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memberi perhatian khusus pada aksi terorisme dalam pengamanan Pemilu 2024. “Terorisme juga harus menjadi perhatian serius,” kata Sigit setelah apel gelar pasukan Operasi Mantap Brata di Silang Monas, Jakarta Pusat, Selasa (17/20/2023).

Sigit mengatakan, ia tidak ingin kejadian pada penyelenggaraan Pemilu 2019 terulang kembali, yakni ada enam aksi serangan teror. “Dan ini tidak boleh terjadi di Pemilu 2024. Terlebih saat ini perang antara Hamas dengan Israel sedang bereskalasi dimana hal ini dapat berdampak terhadap situasi di dalam negeri,” katanya.

Sigit pun meminta kepada jajarannya agar dapat mengoptimalkan preventif strike, supaya pelaku teror bisa ditangkap sebelum melancarkan aksinya. “Sehingga kita bisa memastikan kita minimal kan tidak ada letupan sekecil apa pun pada Pemilu 2024,” katanya. (rca)