Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memantau simulasi makan siang gratis di SMP Negeri 2 Curug, Tangerang, Kamis (29/2/2024). Foto: iNews Media Group
JAKARTA – Program makan siang gratis dikomentari Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor Leste Satu Kahkonen. Makan siang dan susu gratis merupakan program capres cawapres nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Sementara ini, keduanya unggul dalam quick count Pilpres 2024.
Dalam sebuah kesempatan, Kahkonen menunggu rincian program makan siang dan susu gratis. Dia mengingatkan Indonesia untuk patuh dengan aturan defisit fiskal.
Untuk Indonesia, pada dasarnya berpegang pada pagu defisit fiskal yang telah ditetapkan sebesar 3 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) sesuai peraturan perundang-undangan.
Sebelumnya, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia membocorkan program makan siang gratis akan masuk APBN 2025. Bahkan, program makan siang gratis sempat dibahas di Rapat Kabinet Paripurna (RKP) yang dipimpin Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Kepresidenan, Jakarta, belum lama ini.
“Secara umum program-program prioritas Presiden terpilih Pak Prabowo, Mas Gibran itu sudah akan diakomodir supaya di saat 2025 itu langsung running, langsung jalan,” ujar Bahlil usai Rapat Kabinet Paripurna, Senin (26/2/2024).
Menyikapi Bank Dunia yang “menyenggol” program makan siang gratis, Dosen Komunikasi Universitas Binus Putro Mas Gunawan menilai pernyataan Kahkonen telah menyalahi tupoksinya.
“Secara konteks, kita bisa memaknai ucapan Satu itu secara politis. Pertama soal posisi Satu sebagai wakil Bank dunia. Kemudian fakta soal isu yang dikomentari itu hingga kini masih berada di ranah politik domestik Indonesia,” ujar Putro, Kamis (29/2/2024).
Di sisi lain, fakta program ini masih dalam tataran program kampanye salah satu paslon yang masih berkontestasi dalam Pemilu 2024.
Meski belum ditetapkan sebagai pemenang oleh KPU, dia mempertanyakan mengapa seorang wakil Bank Dunia masuk ada ranah isu yang masih bersifat politis.
“Mengomentari program kampanye salah satu capres yang secara resmi masih berkontestasi adalah sebuah bentuk arogansi. Satu secara gegabah telah mencampuri urusan politik di Indonesia,” tegasnya.
Menurut dosen yang juga pengajar di STAN itu, ucapan Satu Kahkonen adalah cermin arogansi yang sejatinya kerap ditunjukkan Barat pada negara berkembang. Prinsip itu bisa jadi dilekatkan pada konteks ucapan Satu Kahkonen soal program makan siang dan susu gratis.
“Agaknya Bank Dunia dan pemerintah Indonesia mesti bersikap tegas pada tindakan Satu Kahkonen. Kesalahan fatal Satu mencampuri urusan politik dalam negeri Indonesia mesti dikompensasi dengan ditariknya sang perwakilan Bank Dunia itu dari Indonesia,” ujar Putro. (jon)