Prediksi Ahli Soal Masa Depan Indonesia
Menurut prediksi banyak ahli, termasuk Bappenas, Indonesia hanya memiliki waktu 13 tahun sejak 2023 untuk keluar dari jebakan perangkap negara menengah atau middle income trap. Dalam 13 tahun ke depan, ekonomi Indonesia harus tumbuh dengan cepat di atas 6%, sebuah tantangan yang sangat berat karena jauh di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi dunia yang hanya 2%. Presiden Joko Widodo juga menegaskan bahwa tantangan ke depan semakin berat dengan kondisi dunia yang tidak stabil, termasuk adanya perang, perubahan iklim, dan krisis pangan.
Perubahan Iklim
September 2023 mencatatkan suhu bumi terpanas dalam sejarah, yang disebabkan oleh aktivitas manusia dalam menggunakan energi fosil dan meningkatkan konsentrasi gas rumah kaca di udara. Kesepakatan Paris telah ditandatangani oleh 195 negara, termasuk Indonesia, untuk menahan laju peningkatan suhu bumi. Indonesia pun melakukan langkah-langkah seperti menghentikan pembangunan PLTU baru, mempromosikan mobil dan motor listrik, serta membangun pembangkit listrik dari sumber energi terbarukan. Namun, usaha global untuk mencapai nol emisi gas rumah kaca belum optimal dan dampak dari perubahan iklim telah dirasakan di Indonesia melalui kekeringan, hujan ekstrem, penurunan produksi pangan, dan kenaikan harga pangan.
Konflik Bersenjata di Ukraina dan Palestina
Konflik bersenjata antara Rusia dan Ukraina, serta konflik di Palestina, membawa dampak global terhadap harga pangan dan energi. Kedua negara tersebut adalah produsen pangan yang signifikan, sehingga gangguan produksi dan keselamatan pelayaran mereka berdampak pada rantai pasok global. Hal ini juga mempengaruhi harga pupuk dan energi, yang memengaruhi impor Indonesia karena negara ini masih mengimpor gandum dan pupuk dari Rusia dan Ukraina. Konflik bersenjata ini juga dapat meningkatkan harga pangan dan energi karena mengganggu rantai pasok global.
Sumber: Prabowo Subianto – Tantangan Strategis Global
