Ketua BEM UI Mengalami Intimidasi, Menurut YLBHI Hal Ini Menunjukkan Ciri-Ciri Negara Otoritarian

Ketua BEM UI, Melki Sedek Huang, mengaku telah mengalami ancaman yang mengarah pada intimidasi, termasuk ancaman terhadap orang tuanya dan gurunya sewaktu SMA di Pontianak, Kalimantan Barat. Insiden ini terjadi setelah Melki mengkritik putusan Mahkamah Konstitusi (MK) tentang batas usia calon presiden dan wakil presiden yang menarik perhatian banyak pihak. Muhammad Isnur, Ketua Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), mengatakan bahwa upaya intimidasi dan ancaman tersebut merupakan tanda negara otoritarian yang tidak menghargai kebebasan berekspresi dan berpendapat, serta tidak menerima kritik dari masyarakat. Isnur menekankan pentingnya bagi pemerintah untuk mengusut aparat yang diduga melakukan intimidasi terhadap Melki dan keluarganya. Dia memperingatkan bahwa hal ini bisa berdampak buruk bagi demokrasi karena membuat orang takut untuk berbicara. Melki sendiri menyatakan bahwa dia tidak gentar dengan ancaman tersebut, dan justru semakin yakin bahwa posisinya dalam perjuangan yang benar. Ancaman tersebut, menurutnya, telah terjadi sejak awal tahun ketika dia menjadi Ketua BEM UI, namun semakin meningkat setelah aksi menolak putusan MK.