Ferrari telah mengungkapkan bahwa mobil listrik pertamanya, yang masih dirahasiakan bentuknya, tidak akan menggantikan supercar seperti 296 atau 12Cilindri. Mereka menegaskan bahwa mobil listrik ini akan menjadi tambahan, bukan pengganti produk yang telah ada. Ferrari berkomitmen untuk menguasai semua teknologi yang ada, namun mereka meyakini bahwa teknologi EV belum siap untuk mengubah pasar supercar.
Para eksekutif Ferrari menekankan bahwa mobil listrik harus memenuhi standar baru dalam kelasnya jika Ferrari akan membawakan teknologi baru ke segmen tersebut. Mereka percaya bahwa mobil listrik untuk mobil sport dua tempat duduk belum cukup siap dalam hal arsitektur dan fisika dasar. Meskipun mobil listrik memiliki keunggulan torsi instan, mereka juga memiliki kelemahan utama berupa berat yang bisa memengaruhi performa, kelincahan, dan responsibilitas.
Ferrari tetap berkomitmen pada produk pembakaran internal murni, hibrida, dan listrik untuk masa depan yang dapat diperkirakan. Saat ini, mereka menerapkan teknologi listrik murni pada mobil grand touring yang lebih besar. Perusahaan meyakini bahwa mobil listrik masih memiliki kendala yang perlu diatasi, khususnya dalam hal bobot dan jarak tempuh. Meskipun Ferrari telah meluncurkan supercar hibrida terbatas sebelumnya, mereka tetap berhati-hati dalam menghadirkan mobil listrik ke pasar.
Meskipun belum ada informasi resmi tentang jadwal peluncuran mobil listrik Ferrari, para eksekutif mengakui bahwa hal tersebut memungkinkan dengan baterai solid-state. Potensi adanya grand tourer dua pintu V-8 listrik dari Ferrari juga menjadi buah bibir, namun tidak ada yang memberikan informasi pasti tentang waktu peluncurannya. Ferrari tetap memantau perkembangan teknologi listrik dan siap untuk menghadirkan produk yang terbaik sesuai dengan standar mereka sendiri.












