Pameran Data Art: Indonesia, Life Behind Data telah dibuka di Jogja Gallery, Yogyakarta, mempersembahkan lebih dari 40 karya lintas disiplin yang menggabungkan seni, sains, teknologi, dan data untuk mengupas isu-isu besar bangsa. Dalam pameran ini, pengunjung bisa merasakan cerita di balik angka dan data yang disajikan melalui karya-karya seperti “Berlari Dengan Beban Masa Lalu”, “Lost My Toys”, dan lainnya yang mengangkat berbagai isu mulai dari utang negara, budaya digital anak, hingga kesehatan mental.
Tokoh nasional dan akademisi juga memberikan apresiasi terhadap pameran ini. Wishnutama Kusubandio melihatnya sebagai inovasi penting yang mendekatkan sains kepada masyarakat melalui seni. Dr. Michael Hoch, seniman dan saintis, menegaskan bahwa pameran ini menegaskan posisi ilmuwan Indonesia di panggung dunia. Rektor UGM juga memberikan apresiasi, menyatakan bahwa riset bisa menjadi lebih hidup, relevan, dan mudah dipahami masyarakat melalui pendekatan seni.
Pameran ini digagas oleh FMIPA UGM bersama Keluarga Alumni FMIPA UGM (Kamipagama) dan diharapkan bisa memperluas literasi data dan sains lewat seni. Pameran Indonesia, Life Behind Data terbuka untuk umum tanpa dipungut biaya di Jogja Gallery setiap hari pukul 12.00–20.00 WIB. Lebih dari sekadar pameran seni, acara ini diharapkan bisa menjadi awal lahirnya inovasi baru yang mampu menjawab tantangan bangsa melalui kolaborasi seni, sains, dan teknologi.