Konser akbar tahunan Ruang Bermusik 2025 di Tasikmalaya mendapatkan perhatian dari berbagai pihak. Salah satu musisi yang akan tampil, Hindia, dituding membawa unsur satanisme oleh sejumlah elemen masyarakat, terutama ormas Islam. Meskipun demikian, pihak penyelenggara menyanggah isu tersebut dan menyatakan bahwa informasi yang berkembang tidak berdasar dan muncul karena kesalahpahaman.
Menurut perwakilan Ruang Bermusik, Hindia telah secara terbuka membantah tuduhan tersebut melalui berbagai media dan podcast populer. Mereka menjelaskan bahwa aksi panggung Hindia hanya merupakan ekspresi artistik semata, tanpa kaitan dengan satanisme. Konser ini juga telah berkoordinasi dengan berbagai pihak, termasuk Forkopimda dan ormas Islam, untuk memastikan tidak adanya konten yang menyinggung norma lokal, termasuk agama dan budaya.
Ruang Bermusik 2025 juga menerapkan SOP ketat, termasuk larangan menampilkan politik, kekerasan, atau pornografi. Mereka menekankan pentingnya memberikan dampak ekonomi positif bagi pelaku UMKM, sektor perhotelan, dan kuliner lokal. Konser ini pun menjadi ikon kebangkitan sektor ekonomi kreatif dan pariwisata di Tasikmalaya, menarik penonton dari berbagai kota lain di Indonesia.
Perizinan untuk konser ini juga sudah dilakukan dengan proses administratif yang lengkap, dan penyelenggara berharap semua proses berjalan lancar. Dukungan juga datang dari Forum Bhinneka Tunggal Ika Kota Tasikmalaya, yang menegaskan bahwa konser musik adalah hak warga negara yang dilindungi undang-undang. Semua pihak diharapkan dapat menyikapi isu ini secara bijak, membangun Tasikmalaya yang inklusif terhadap kreativitas, budaya, dan ekonomi tanpa melupakan nilai-nilai lokal.