Carlos Tavares Stellantis: Penyesalan Mantan Bos yang Memilukan

Carlos Tavares memilih untuk mengundurkan diri dari Stellantis setelah percakapan “sangat dewasa” dengan ketua John Elkann dan bukan dipecat seperti spekulasi sebelumnya. Meskipun masih memiliki kontrak sebagai CEO hingga 2026, ia mengakui bahwa ada hal-hal yang bisa dilakukan dengan cara yang berbeda selama masa jabatannya. Salah satu penyesalannya adalah gagal mendapatkan dukungan dari para dealer di AS untuk agenda pemotongan biaya. Meskipun laba bersih perusahaan turun hingga 70 persen tahun lalu, Tavares menyatakan bahwa yang penting adalah perusahaan masih menguntungkan.

Setelah enam bulan pencarian, Stellantis menunjuk mantan pimpinan Jeep, Antonio Filosa, sebagai CEO baru. Tavares menggambarkan Filosa sebagai “pilihan logis dan kredibel,” namun mengakui bahwa tantangan ke depan besar, terutama di tengah kekacauan industri otomotif akibat perang tarif. Filosa diharapkan dapat mengelola portofolio merek yang luas dengan baik, meskipun masih belum pasti apakah semua merek akan tetap berada di bawah Stellantis.

Dengan perubahan kepemimpinan, masa depan Chrysler, Maserati, DS Automobiles, dan Abarth masih belum jelas. Tavares berharap Filosa akan didukung oleh dewan direksi dalam mengambil keputusan. Transisi kepemimpinan ini terjadi di tengah industri otomotif yang sedang berusaha bertahan, dengan Tavares sebelumnya mengingatkan pentingnya keseimbangan biaya antara mobil listrik dan bensin. Sekarang, tugas Filosa adalah membawa Stellantis kembali ke jalur yang benar di tengah tekanan persaingan global dan regulasi yang ketat.

Source link