Uni Eropa memberikan kelonggaran pada produsen mobil dalam memenuhi target emisi baru hingga tahun 2025. Dengan adanya keputusan tersebut, perusahaan mobil diberikan waktu tambahan dua tahun untuk mengurangi emisi CO₂ rata-rata selama periode 2025-2027. Hal ini ditandai dengan persetujuan besar dari Parlemen Eropa dengan 458 suara setuju, 101 suara menolak, dan 14 suara abstain.
Sementara itu, Uni Eropa juga telah menetapkan target emisi yang lebih ketat mulai tahun 2030, dengan harapan mencapai nol emisi mulai tahun 2035. Meskipun tidak langsung melarang mesin gas dan diesel, namun produsen mobil dituntut untuk fokus pada pengembangan teknologi ramah lingkungan seperti bahan bakar sintetis atau mesin pembakaran hidrogen.
Beberapa produsen mobil, seperti Volkswagen Group dan Stellantis, telah mengindikasikan kemungkinan denda jika melebihi emisi. Seiring dengan perkembangan ini, produsen mobil diharapkan untuk meningkatkan penjualan mobil listrik dan hibrida plug-in untuk mematuhi regulasi Uni Eropa. Sebuah tantangan tersendiri bagi produsen mobil yang tidak memiliki jajaran mobil listrik yang kuat, seperti Mazda dan Aston Martin.
Dengan peningkatan harga pajak untuk mobil beremisi tinggi di beberapa negara Eropa, produsen mobil harus mempertimbangkan kebutuhan pasar akan kendaraan ramah lingkungan. Dalam hal ini, mesin plug-in hybrid dan mobil listrik menjadi pilihan yang lebih menguntungkan. Dengan adanya perubahan ini, produsen mobil dituntut untuk terus berinovasi dan mengikuti regulasi yang semakin ketat demi melindungi lingkungan.