Kesehatan Mental di Kalangan Thunderbolts: Sorotan Superhero MCU

Sejak film Iron Man (2008), Marvel Cinematic Universe (MCU) telah mengalami transformasi besar dalam pendekatan narasi. Dari pertempuran kolosal dan kekuatan luar biasa, kini MCU memberi ruang lebih pada kerumitan psikologis dan perjuangan emosional para karakternya. Thunderbolts, film yang dirilis pada 2 Mei 2025 sebagai penutup Fase 5 MCU, adalah contoh nyata dari pergeseran ini.

Disutradarai Jake Schreier, Thunderbolts tidak hanya menawarkan aksi sinematik khas Marvel, tapi juga mengeksplorasi kedalaman batin tokoh-tokohnya. Film ini mencerminkan pentingnya kesehatan mental dengan menggambarkan para karakternya yang rapuh dan mengalami trauma. Dari Laga ke Luka: Evolusi Penceritaan Marvel dapat dilihat dari perubahan fokus dari konflik fisik menjadi dimensi emosional yang lebih kompleks.

Thunderbolts menghadirkan karakter-karakter seperti Yelena Belova, Ghost, dan Red Guardian dengan nuansa emosional yang kaya. Yelena Belova, mantan agen dari program Black Widow, menjadi gambaran individu modern yang tangguh namun rapuh. Ghost, karakter yang pertama kali muncul dalam Ant-Man and the Wasp (2018), digambarkan sebagai korban eksperimen sains yang mengalami gangguan kecemasan dan depresi. Sementara Red Guardian, gambaran generasi pria dengan budaya maskulinitas toksik, menunjukkan hal serupa.

Thunderbolts juga menyoroti tema penyembuhan dengan menunjukkan bahwa proses kesembuhan mental bukanlah perjalanan yang bisa dilakukan sendirian. Film ini mengajak penonton untuk memahami bahwa dukungan sosial, penerimaan, dan empati merupakan bagian penting dalam proses penyembuhan. Hal ini relevan dengan kondisi masyarakat saat ini yang semakin menghadapi masalah kesehatan mental.

Dengan menggarisbawahi tema trauma, penyembuhan, dan hubungan antarmanusia, Thunderbolts berhasil menunjukkan bahwa superhero juga bisa rapuh. MCU dengan film ini membuka lembaran baru dalam penggambaran karakter-karakter yang kompleks dan penuh emosi. Thunderbolts bukan hanya sekedar hiburan aksi, namun juga menciptakan ruang identifikasi bagi penonton dari berbagai generasi.

Source link