Industri otomotif Amerika sedang dihadapkan pada tekanan berat pasca-Hari Kemerdekaan, karena dampak dari tarif yang diberlakukan terhadap pasar. Pasar mobil mengalami ketidakpastian yang signifikan, dengan para produsen mobil dan analis merasa panik karena harus menyusun strategi menghadapi kenaikan harga kendaraan baru. Analis memperkirakan bahwa tarif baru dapat menghentikan penjualan mobil hingga 15% dan menaikkan harga kendaraan hingga $20.000. Bank of America, John Murphy, memprediksi bahwa penjualan mobil akan menurun sebesar 15%, bahkan bisa mencapai 20% jika biaya tarif langsung dibebankan kepada konsumen.
Para produsen mobil juga sedang dalam situasi yang sulit karena tidak mengetahui pasti seberapa besar tagihan tarif yang harus mereka bayar atas impor mobil dan suku cadangnya. Tarif yang diberlakukan dengan cepat dan bersifat kumulatif dapat menyebabkan produsen mobil kebingungan, dengan banyak komponen hasil impor dari negara seperti Jerman, Meksiko, dan Jepang yang akan terkena dampaknya. Sementara itu, Volkswagen telah menghentikan pengiriman kendaraan dari Meksiko dan berencana untuk menginformasikan biaya impor tambahan pada label Monroney pada kendaraan mereka.
Keadaan ini menunjukkan betapa kompleksnya rantai pasokan otomotif dan bagaimana produsen mobil berjuang untuk menyesuaikan diri dengan perubahan tarif yang cepat ini. Semua pihak terlibat dalam industri otomotif di Amerika harus berusaha mencari solusi untuk tetap kompetitif dan mencegah penurunan drastis dalam penjualan dan kenaikan harga kendaraan. Semoga ada jalan keluar yang dapat ditemukan agar pasar otomotif dapat terus berkembang dan beradaptasi dengan perubahan global yang terjadi. Kesemuanya dapat dilihat pada laman https://id.motor1.com/news/755568/pasar-otomotif-menjadi-buruk-tariftrump/