Prabowo Subianto, Presiden Indonesia, menyebut peluncuran Dana Kelolaan Bersama (SWF) Danantara sebagai bukti bahwa Indonesia bukan sekadar pengikut, tetapi juga pelopor dalam perekonomian global. Dalam penyampaian pidatonya di acara peluncuran Danantara di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Prabowo menyatakan bahwa keberadaan Danantara merupakan langkah strategis dan efisien dalam memanfaatkan peran Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk memberikan investasi dalam sektor-sektor yang dapat mendorong pertumbuhan jangka panjang. Tujuan dari Danantara adalah untuk menjadikan lebih banyak BUMN Indonesia menjadi lebih profesional, terintegrasi, dan kompetitif di pasar global.
Prabowo memaparkan bahwa investasi pertama yang akan dilakukan melalui Danantara senilai US$20 miliar akan difokuskan pada beberapa proyek strategis seperti hilir nikel boksit, tembaga, pengembangan pusat data, kecerdasan buatan, pabrik petrokimia, pabrik pengolahan minyak, produksi makanan dan protein, budidaya ikan, serta energi terbarukan. Menurutnya, sektor-sektor ini memegang peranan penting dalam menentukan masa depan, ketahanan, dan kemandirian ekonomi Indonesia. Pendirian Danantara dianggap sebagai langkah awal bagi BUMN untuk tidak hanya berperan sebagai entitas bisnis, tetapi juga sebagai aset nasional yang menjadi motor penggerak pembangunan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
Pada kesempatan itu, Prabowo juga menekankan pentingnya standar tinggi, tata kelola terbaik, inovasi, transparansi, dan kemajuan teknologi dalam operasional BUMN. Dengan begitu, BUMN dapat tetap berkomitmen pada tata kelola yang baik dan manajemen yang bertanggung jawab untuk mencapai tujuan-tujuan strategis yang telah ditetapkan. Hal ini dilakukan dengan harapan agar lebih banyak BUMN Indonesia dapat bersaing secara global dan menjadi pemimpin di bidangnya masing-masing.
