Tradisi Tepuk Tepung Tawar sebelum para jemaah calon haji berangkat ke Tanah Suci merupakan suatu kebiasaan yang memiliki asal-usul dari budaya Melayu Riau. Keberadaannya telah lama menjadi bagian penting dalam kehidupan masyarakat, terutama di daerah dengan jumlah jemaah haji yang cukup tinggi. Tujuan dari tradisi ini adalah untuk mengucapkan rasa syukur dan memohon ridho dari Allah sebelum memulai ibadah haji yang suci.
Sebelum berangkat, para jemaah calon haji akan diberi tepung tawar yang dihiasi dengan beras kunyit, beras basuh, dan beretih. Tepung tawar tersebut kemudian akan ditepuk-tepuk ke badan jemaah sebagai simbol membersihkan diri dari dosa dan kesalahan sebelum memulai ibadah haji. Selain itu, tepung tawar dan beras kunyit, beras basuh, dan beretih juga memiliki makna tersendiri, melambangkan kesucian, keberkahan, kebersihan, dan kesempurnaan dalam menjalankan ibadah.
Tradisi Tepuk Tepung Tawar juga mengandung pesan penting tentang pentingnya saling memaafkan dan hidup dalam kerukunan antar umat beragama. Melalui tradisi ini, warisan budaya lokal dapat dilestarikan dan nilai-nilai positif dalam masyarakat dapat dijaga. Karena itu, penting bagi kita untuk terus merawat dan melestarikan tradisi ini agar dapat diwariskan kepada generasi selanjutnya.