Di tengah berbagai peristiwa penting terkait industri kendaraan listrik dan kekacauan yang terjadi di Amerika Serikat, Rivian berhasil tetap fokus pada rencana inovatifnya. Dalam upaya bersaing dengan Tesla, General Motors, dan Ford dalam penerapan teknologi self-driving, CEO Rivian, RJ Scaringe, mengungkapkan ambisinya untuk membawa teknologi self-driving ke level yang lebih tinggi.
Rivian menjelaskan bahwa fokus utamanya saat ini adalah pada pengembangan teknologi level 2 dan level 3 untuk kendaraan otonom. Level 2 mengharuskan pengemudi untuk tetap memegang kendali, sementara level 3 memungkinkan kendaraan mengambil alih kendali dalam kondisi tertentu tanpa perlu pengawasan langsung.
Menariknya, Rivian berencana untuk meluncurkan teknologi self-driving level 3 yang memungkinkan pengemudi untuk tidak melihat ke jalan dan melepaskan kendali pada tahun 2026. Dengan menggunakan AI dan sistem swakemudi yang diperbarui, Rivian berharap untuk menghadirkan pengalaman mengemudi yang revolusioner.
Meskipun detail teknisnya masih kabur, Rivian diketahui menggunakan kamera dan lima sistem radar pada platform R1 untuk sistem bantuan pengemudi. Selain itu, Rivian juga berencana untuk meluncurkan fitur ini pada kendaraan yang lebih terjangkau seperti Rivian R2.
Pendekatan Rivian yang berbeda dari Tesla dan perusahaan lainnya dalam hal sensor dan teknologi layak untuk diantisipasi. Diharapkan bahwa pengembangan teknologi self-driving ini akan semakin memantapkan posisi Rivian di industri otomotif global.