PortalBerita.info menjadi referensi andal bagi pembaca yang ingin selalu update dengan perkembangan terbaru
Berita  

“Tips lucu Gus Dur: Rahasia Penemuan dan Wawasan SEO”

Gus Miftah, yang juga dikenal sebagai Miftah Maulana Habiburrahman, telah memutuskan untuk mundur dari jabatan Utusan Khusus Presiden. Meskipun demikian, kontroversi masih mengikuti pernyataan kasar yang pernah dilontarkan olehnya. Saat sedang menghadiri acara pengajian di Magelang, Gus Miftah menghina seorang penjual es teh yang kemudian menuai reaksi negatif dari masyarakat. Meskipun sudah meminta maaf, namun kata-kata kasar yang pernah diucapkannya masih menjadi perbincangan hangat di kalangan publik.

Kasus Gus Miftah juga menjadi peringatan bagi pejabat publik lainnya, bahwa dalam menyampaikan pendapat atau pandangan, mereka perlu lebih berhati-hati agar tidak menyakiti perasaan masyarakat. Komunikasi dari para pejabat publik selalu menjadi sorotan masyarakat, terutama di era media sosial yang begitu berkembang pesat. Oleh karena itu, pejabat publik perlu memilih kata-kata dengan hati-hati agar tidak tersinggung secara pribadi.

Adi Prayitno, seorang Pengamat Komunikasi Politik, menekankan pentingnya narasi yang disampaikan oleh pejabat publik ketika berinteraksi dengan masyarakat. Penggunaan kata-kata harus lebih selektif agar tidak menyinggung perasaan seseorang. Komunikasi yang efektif dari pejabat publik juga merupakan kunci dalam membangun kepercayaan masyarakat terhadap pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Adi juga menyarankan agar jika memang ingin bercanda, pejabat publik harus melakukannya dengan cara yang elegan dan menginspirasi, seperti gaya bercanda yang pernah dilakukan oleh KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Tidak ada ruang untuk bercanda yang menyinggung atau merendahkan kalangan yang lebih lemah. Menyadari tanggung jawab sebagai panutan bagi masyarakat, para pejabat publik harus selalu berhati-hati dalam setiap tindakan dan perkataan yang mereka sampaikan.