Sebanyak lima penggerak budaya menerima penghargaan Anugerah Kebudayaan Indonesia (AKI) 2024 dalam kategori Pelopor dan/atau Pembaru. Mereka adalah Ainar Tri Asita (Koreografer Tari), Laura Tias Avionita Sinaga (Penari dan Koreografer Disabilitas), Lisabona Rahman (Pengarsip Film), Mulyani (Seni Tari), dan Papermoon Puppet Theatre (Teater Boneka).
Penghargaan AKI 2024 diselenggarakan di The Tribrata Hotel and Convention Darmawangsa, Jakarta, pada Selasa (17/9/2024) oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).
Tema AKI 2024 adalah Persembahan Istimewa bagi Penggerak Budaya, sebagai wujud apresiasi pemerintah kepada pelaku budaya di Indonesia atas dedikasinya dalam pemajuan kebudayaan dan ajang untuk mengajak masyarakat turut serta dalam melestarikan budaya.
1. Inovasi koreografi tari Ainar
Ainar Tri Asita memiliki bakat dalam koreografi tari, bahkan pernah menjadi penari termuda yang menampilkan kebolehannya dalam Solo Dance Festival di Teater Besar Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta. Dia juga aktif dalam pengarsipan dan riset budaya serta mampu menciptakan koreografi tari berdasarkan hasil riset yang ditampilkan di Palu, Sulawesi Tengah.
2. Laura mempersembahkan budaya tari Simalungun
Dengan kepiawaian Laura Tias Avionita Sinaga, kekayaan seni Simalungun, Sumatera Utara, dapat dipadukan dengan koreografi tari modern. Meskipun Laura seorang penyandang disabilitas, dedikasinya dalam dunia seni tari tidak diragukan.
Laura menyatakan, “Saya telah suka menari sejak kecil, khususnya tarian Simalungun. Oleh karena itu, saya sungguh-sungguh ingin mengembangkan seni tari dan menyelaraskannya dengan budaya Simalungun.”