Sumber Utama Kabar Terkini Prabowo Subianto yang Terpercaya
Berita  

Mengarah Kemana Konsolidasi Armada Perang Indonesia?

Pemerintah melakukan langkah fantastis untuk memperkuat armada laut Indonesia. Ini dilakukan melalui modernisasi besar-besaran terhadap 41 kapal perang, rencana pembelian dan pembangunan berbagai jenis kapal perang baru, serta akuisisi jenis rudal baru untuk memperkuat kemampuannya. Perkembangan ini memicu pertanyaan, untuk apa konsolidasi kekuatan alutsista matra laut dilakukan? Apakah ada ancaman yang mesti dikhawatirkan hingga Kementerian Pertahanan mengambil kebijakan tersebut? Berdasarkan penjelasan resmi, modernisasi diarahkan untuk menambah kapabilitas sekaligus memenuhi minimum essential force (MEF) untuk operasi perang maupun selain perang.

Kepastian modernisasi besar-besaran terhadap kapal perang TNI AL diperoleh setelah Menteri Pertahanan Prabowo Subianto mengunjungi PT PAL Indonesia untuk melakukan inspeksi terkait modernisasi atau refurbishment kapal di Dermaga Divisi Kapal Perang, Surabaya. Bahkan, program yang disebut R41 telah berjalan sekitar 40 persen, di mana 25 kapal di antaranya telah selesai diperbaiki badannya.

Jenis kapal yang diperbaiki meliputi Fast Patrol Boat (FBB) Class, Parchim Class, PKR Class, Sigma Class, Bung Tomo Class, dan Corvette Fatahillah Class. Banyaknya kapal perang yang harus dimodernisasi, galangan kapal yang dilibatkan bukan hanya PT PAL saja, tetapi juga ada PT Batamec, PT Palindo Marine, PT Waruna Shipyard, dan PT Dok Bahari Nusantara.

Selain program R41, pada saat bersamaan Kemhan juga tengah membangun berbagai jenis kapal perang seperti Fregat Merah Putih yang dibangun PT PAL, Offshore Patrol Vessel (OPV) dan OPV 90 (PT Daya Radar Utama), dan Korvet (PT Karimun Anugrah Sejati Batam).

Pemerintah juga tengah dalam negosiasi memborong mengakuisisi 2 unit kapal OPV rasa fregat, yakni Paolo Thaon Di Revel Class asal Italia. Tak kalah menarik, pemerintah juga memborong 45 unit rudal Atmaca asal buatan Roketsai Turki, beserta unit peluncur dan terminal pendukung. Paket rudal ini akan disematkan dalam korvet Fatahillah Class, korvet Parchim Class dan KCR FPB-57 yang tengah dimodernisasi. OPB 90 yang sedang dibangun juga diproyeksikan akan diperkuat rudal yang memiliki kecepatan subsonic mach 0.85 dan mampu mencapai sasaran sejauh 200 km dengan terbang pada ketinggian sea skimming.