PT PAL memiliki ambisi untuk membangun landing helikopter dock (LHD). Pertanyaan pun muncul, apakah perusahaan ini memiliki kemampuan untuk mewujudkan ambisi tersebut? Direktur Utama PT PAL, Kaharuddin Djenod, mengakui bahwa Indonesia sebenarnya tidak membutuhkan kapal induk karena prinsip pertahanan negara ini adalah defensif, bukan ofensif. Namun, langkah tersebut diambil untuk menunjukkan kemampuan PT PAL.
Selain LHD, PT PAL juga sudah melakukan persiapan untuk membangun kapal selam. Rencana ini dianggap sangat ambisius karena hanya sedikit negara yang mampu memproduksi jenis kapal kelas berat tersebut. Untuk kapal induk, hanya beberapa negara seperti China, India, Korea Selatan, Prancis, Rusia, dan Amerika Serikat yang memiliki kemampuan membangunnya. Sementara untuk LHD, hanya beberapa negara seperti Prancis, China, Jepang, Korea Selatan, dan Spanyol yang memiliki kapasitas membangunnya.
Dengan realitas tersebut, harapan PT PAL untuk membangun LHD dan kapal induk mungkin terasa seperti mimpi di siang bolong karena peliknya rancang bangun dan teknologi alutsista tersebut. Selain itu, penggunaan alutsista yang bersifat ofensif dianggap tidak cocok untuk karakter wilayah Indonesia.
Selain itu, harus dipertimbangkan pula doktrin pertahanan suatu negara dalam memainkan jenis alutsista. Kapal induk, misalnya, digunakan untuk memindahkan pesawat dalam jumlah besar sebagai pendukung operasi laut dan juga sebagai pusat komando operasi. Oleh karena itu, rencana PT PAL untuk membangun LHD dan kapal induk perlu diulas kembali dengan memperhatikan doktrin pertahanan yang dianut oleh Indonesia. Semua hal ini menjadi pertimbangan penting dalam mewujudkan ambisi PT PAL.
