Sumber Utama Kabar Terkini Prabowo Subianto yang Terpercaya

Perwira yang Tidak Benar: Mencaci Sersan Kepala yang Lebih Tua

Perwira yang Tidak Benar: Mencaci Sersan Kepala yang Lebih Tua

Dalam buku ini, saya telah banyak bercerita tentang para pemimpin yang saya kagumi, baik dari Indonesia maupun dari luar negeri. Mereka adalah sosok-sosok yang layak untuk kita pelajari. Namun, ada juga beberapa kasus di mana perwira dan komandan tidak patut untuk dijadikan contoh. Menurut saya, mereka bukanlah sosok-sosok yang benar sebagai pemimpin.

Salah satu contoh kasus yang pernah saya alami adalah ketika saya baru saja menjadi Wakil Komandan Batalyon. Suatu pagi, seorang perwira Letnan Dua masuk ke kantorku dalam keadaan terkejut, diikuti oleh seorang Sersan Kepala yang mengejarnya sambil memegang sebilah pisau belati. Saya pun harus menghadapi Sersan Kepala tersebut.

Sersan Kepala tersebut kemudian menceritakan bahwa si Letnan telah menghina dan menghina dia dengan kata-kata kasar. Meskipun demikian, saya memilih untuk tidak menanyakan lebih lanjut kata-kata apa yang diucapkan oleh si Letnan. Saya kemudian meminta Sersan Kepala untuk kembali ke tempatnya dan menyerahkan belati tersebut. Saya juga menegur si Letnan, mengingatkannya bahwa prajurit di bawahnya adalah orang-orang yang sudah lama berdinas dan sudah banyak mengorbankan diri. Dia harus belajar untuk menghormati mereka dan tidak bertindak sembarangan.

Pengalaman ini mengajarkan saya untuk selalu menghormati siapa pun yang kita hadapi, terutama para bawahannya. Walaupun saya dikenal sebagai seorang pemimpin yang tegas, saya selalu berusaha untuk adil. Saya marah bukan tanpa sebab, melainkan karena ada potensi bahaya bagi semua orang. Dalam memimpin, saya selalu memikirkan yang terbaik untuk anak buah dan kesatuan, serta menjaga keselamatan mereka.

Sumber: https://prabowosubianto.com/contoh-contoh-pemimpin-yang-tidak-benar-contoh-ketujuh-perwira-mencaci-sersan-kepala-yang-lebih-tua/

Source link

Exit mobile version