Oleh Prabowo Subianto [diambil dari Buku 2 Kepemimpinan Militer: Catatan dari Pengalaman Letnan Jenderal TNI (Purn.) Prabowo Subianto]
“Ada beberapa kasus contoh, perwira-perwira dan komandan-komandan yang tidak perlu dicontoh. Menurut saya mereka adalah pribadi-pribadi yang tidak benar sebagai pemimpin. Saya ceritakan cerita-cerita ini bukan untuk menjelekkan orang, tapi agar kita tidak melakukan hal-hal seperti ini.”
Di buku ini saya telah banyak berkisah tentang pemimpin-pemimpin yang saya kagumi, pemimpin-pemimpin dari Indonesia dan juga dari luar negeri. Tokoh-tokoh itu adalah pribadi-pribadi yang patut kita pelajari.
Namun, ada juga beberapa kasus contoh, perwira-perwira dan komandan-komandan yang tidak perlu dicontoh. Menurut saya mereka adalah pribadi-pribadi yang tidak benar sebagai pemimpin.
Kisah ini saya dengar dari teman-teman saya sewaktu bertugas di Timor Timur. Waktu kita bertugas di Timor Timur, kita mendapat tambahan uang saku untuk daerah operasi yang waktu itu disebut Tunjangan Khusus (Tunsus). Tunsus ini lumayan, biasanya ditabung, kemudian ada yang memakai untuk tambahan makan, ada yang ditabung untuk dibawa pulang ke daerah basis.
Suatu saat seorang Komandan satuan, yang saya dengar dari teman saya di pasukan tersebut, memerintahkan bahwa Tunsusnya itu semua dikumpulkan dan Tunsusnya “dititipkan” kepada seorang pedagang dengan janji akan mendapat sekian persen bunga, setiap bulan.
Alhasil pasukan sudah mau pulang, pedagangnya bawa lari uang tersebut dan hilanglah seluruh tunjangan khusus, alias tabungan para prajurit. Bisa dibayangkan bagaimana wibawa dan kepemimpinan komandan pasukan tersebut hilang. Tidak dihormati lagi oleh anak buahnya.