Menko Polhukam yang juga calon wakil presiden (cawapres), Mahfud MD saat menghadiri Haul ke-14 Gus Dur di Pondok Pesantren (Ponpes) Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, Sabtu (6/1/2024) malam. FOTO/TPN GANJAR-MAHFUD
JAKARTA – Dewan Penasihat Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud MD, Zannuba Ariffah Chafsoh atau Yenny Wahid menyatakan Indonesia ke depan membutuhkan pemimpin yang berani melawan koruptor dan berkomitmen kuat dalam penegakan hukum. Pernyataan ini disampaikan Yenny Wahid menjawab pertanyaan peserta terkait sosok pemimpin bangsa ke depan dalam acara ‘QNA Bareng Yenny Wahid Koloseum Santri ‘Mencari Pemimpin Para Santri’ di Jombang, Jawa Timur, Sabtu (6/1/2024). Menurutnya, negara Indonesia merupakan negara besar dan saat ini masuk dalam daftar 16 negara terkaya di dunia.
Yenny mengutip penelitian dari Pricewaterhouse Coopers yang memprediksi Indonesia bakal menjadi negara dengan kekuatan ekonomi kelima di dunia pada 2045 atau Indonesia Emas. “Ramalan ini didapatkan melalui sebuah proyeksi yang berdasarkan faktor-faktor mengenai Indonesia, misalnya demografi, usia produktifnya berapa tahun 2045, kekayaan Indonesia apa saja, sumber daya alam apa saja,” kata Yenny dalam keterangan tertulis dikutip, Minggu (7/1/2023).
Saat ini, kata Yenny, Indonesia memiliki kekayaan yang luar biasa dari SDA antara lain nikel yang merupakan bahan baku pembuatan baterai dan mobil listrik, kelapa sawit, serta lainnya. “Ini semua ditabulasi menjadi satu, kemudian ada proyeksi pertumbuhan ekonomi dapatlah data tadi Indonesia jadi kekuatan ekonomi kelima dunia,” katanya.
Namun, Direktur Wahid Foundation ini mengungkapkan, Indonesia untuk menjadi negara dengan kekuatan kelima dunia ada syaratnya yaitu dibutuhkan pemimpin yang mampu memberantas korupsi. “Kalau mau negara ini menjadi negara yang betul-betul kaya. Negaranya kaya dan rakyatnya kaya, maka korupsinya harus diberantas. Kalau negara kita kaya, tapi masih miskin pasti ada yang salah yaitu masih ada korupsi,” katanya.
Menurut Yenny, hal tersebut menjadi tantangan terbesar di Indonesia, sehingga harus segera dikoreksi. “Kalau tidak ada penegakan hukum, yang terjadi korupsi di Indonesia akan terus merajalela. Jadi negara ini membutuhkan pemimpin yang punya komitmen kuat untuk menegakan hukum di Indonesia dan rekam jejak terbukti berani melawan koruptor,” katanya.
Yenny Wahid menegaskan, kriteria tersebut adanya di sosok Mahfud MD yang kini jadi calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 3 berpasangan dengan Ganjar Pranowo. “Mahfud MD santri yang berani menegakan hukum dan melawan koruptor,” katanya.
Menurut Yenny, keberanian Mahfud MD dalam melawan koruptor bukan untuk kepentingan dirinya sendiri tapi juga bangsa. Sebab, sikapnya tersebut penuh dengan risiko. Hal tersebut juga pernah dilakukan Presiden ke-4 RI KH Abdurrahman Wahid yang juga ayah Yenny Wahid. Karena tidak mau berkompromi dengan para koruptor, sehingga dilengserkan dari jabatannya.
“Ada santri yang ketika tidak mau berkompromi dengan koruptor dia dilengserkan, yaitu Gus Dur,” katanya.
Andaikan waktu bisa diputar kembali dan disuruh memilih antara mempertahankan kekuasan ayahnya tapi berkompromi dengan koruptor atau dilengserkan dari jabatannya, maka dia akan tetap pada sikap yang sama. “Buat saya, walaupun dilengserkan 100 kali tapi melawan koruptor itu adalah takdir yang yang harus kita jalani. Perjuangan ini untuk Indonesia yang bersih, Indonesia yang berprimanusiaan dan berkeadilan harus ditegakkan,” katanya. (abd)