Dosen Ilmu Politik dari Universitas Presiden, Cikarang, Harryanto Aryodiguno, Ph.D merupakan penulis tulisan yang membahas dinamika politik dan perkembangan ekonomi di Indonesia. Tulisan ini fokus pada ketidakseimbangan antara kemajuan ekonomi dan upaya pengentasan kemiskinan di Indonesia. Meskipun pertumbuhan ekonomi positif, langkah-langkah pengurangan kemiskinan menunjukkan progres yang terbatas, yang meruncingkan kesenjangan antara golongan kaya dan miskin. Hal ini menciptakan dampak politik, seperti meningkatnya dan semakin intensifnya politik identitas.
Tulisan juga menyoroti permasalahan serius terkait korupsi di sektor bisnis, birokrasi, dan partai politik di Indonesia. Korupsi dinilai sebagai ancaman serius terhadap pembangunan ekonomi dan demokrasi di Indonesia. Terlebih lagi, pengaruh politik militer semakin tumbuh sejak awal era demokrasi dengan pemilihan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang merupakan mantan jenderal militer, menandai dimulainya pengaruh politik militer melalui jalur demokratis.
Dalam meramalkan prospek demokrasi Indonesia di masa depan, perlu mempertimbangkan berbagai faktor, termasuk kondisi politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Perlu diperhatikan bahwa berbagai tinjauan terhadap proses demokrasi di Indonesia menciptakan pola perdebatan dan pemahaman yang beragam di kalangan masyarakat. Sejumlah pihak menganggap bahwa demokrasi Indonesia memiliki kekuatan yang mampu mengakomodasi kepentingan beragam dan memberikan suara kepada rakyat.
Indonesia akan menggelar pemilihan presiden yang kelima pada tanggal 14 Februari 2024. Pilpres 2024 memiliki keunikan tersendiri, dengan kandidat yang sebelumnya berada dalam kubu berlawanan, kini bersatu dalam satu barisan. Ini menunjukkan bahwa sistem demokrasi Indonesia telah stabil, dan kemungkinan kembalinya ke model politik otoriter terbilang kecil.